Bahan Pembuatan Puding Gula Merah

Bahan Pembuatan Puding Gula Merah

Ragam Jenis Gula Berdasarkan Bahan Baku

Berdasarkan bahan bakunya, terdapat berbagai jenis gula di dunia. Jenis gula yang umum dikonsumsi meliputi gula tebu (sukrosa), gula kelapa, gula jagung, gula bit (sukralosa), gula aren, madu, dan sirup maple.

Terdapat juga beberapa jenis gula buah yaitu dari buah kurma dan aprikot.

Tak ketinggalan gula alami seperti stevia dan erythritol yang diperoleh dari tanaman dan bahan alami.

Berdasarkan bahan bakunya ini, setiap jenis gula memiliki ciri khas dan kegunaan masing-masing. Pemakainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi setiap orang.

Nah karena blog Arenga selalu bicara tentang gula merah, di bawah kita akan membahas gula merah dan bahan bakunya.

Alasan Lebih Sehat Dengan Gula Merah Aren

1.Untuk pemakaian rutin dan jangka panjang pastikan menggunakan gula merah aren organik.

2. Menurut beberapa penelitian dan juga berdasarkan testimoni pengguna Arenga Indonesia Sugar, gula aren  cukup baik dibanding gula yang dibuat dari bahan lain. Sekalipun masih mengandung kalori cukup tinggi namun efek sampingnya tidak begitu buruk pada tubuh.

2.Selain sebagai pemanis, fungsi lain dari gula aren adalah sebagai pewarna. Warna coklat alaminya membuat makanan lebih menarik.

3.Menurut test labaroatorium, selain glukosa, gula merah aren mengandung protein kasar, mineral, dan vitamin.

4. Warna cokelatnya adalah kandungan serat makanan. Tentu saja ini sangat bermanfaat untuk kesehatan pencernaan. Terdapat juga senyawa – senyawa yang berfungsi menghambat penyerapan kolesterol disaluran pencernaan.

Melihat dari gula merah dan bahan bakunya ini semoga teman-teman tidak ragu lagi menggunakanya pemanis tradisional ini.

Baca tentang beberapa kegunaan gula merah aren:

Gula merah atau masyarakat umum biasa menyebutnya sebagai gula aren atau gula Jawa ini ternyata diproses melalui tahapan yang panjang sebelum bisa dikonsumsi. Walau kelihatannya mudah, sebetulnya prosesnya cukup rumit. Ditambah lagi jika salah satu prosesnya tidak dilakukan dengan teliti maka hasilnya tidak akan bagus seperti yang dijual di pasaran. Dalam tulisan ini, saya akan menceritakan pengalaman bersama dengan Pak Warto, beliau merupakan salah satu pembuat gula merah di daerah Desa Lerep, Ungaran, Kabupaten Semarang. Sudah sekitar 20 tahun Pak Warto menekuni produksi gula merah untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan pasar di Kabupaten Semarang.

Selama mengikuti keseharian mengolah gula merah bersama Pak Warto, tahapan demi tahapan mulai dari persiapan sampai pemasakan, bukan hal yang mudah seperti yang dilihat di acara TV Swasta, Jejak Si Gundul atau Jejak Petualang. Ada banyak proses yang tidak bisa dipercepat atau dilewati sehingga harus benar-benar maksimal dalam setiap tahapannya.

Gula Merah dan Bahan Bakunya  – Lidah kita akrab dengan rasa manis. Kita pun lebih menyukai rasa manis ketimbang pahit. Manis diasosiakan dengan gula. Saking istimewanya rasa ini, suatu ketika 1 kilogram harga gula pernah sama dengan harga sebutir permata.

Iya, pada zaman dahulu, khususnya pada abad ke-17 dan ke-18, harga gula sangatlah mahal dan bahkan bisa menyamai harga permata. Saat itu, gula masih dianggap sebagai barang mewah yang hanya dapat dinikmati oleh kalangan elit.

Harga yang mahal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah ketergantungan pada perdagangan gula dari koloni-koloni, adanya monopoli perdagangan gula, serta biaya produksi yang tinggi.

Itu lah mengapa gula muncul jadi simbol kekayaan dan status sosial. Orang-orang kaya pada masa itu memamerkan kekayaan mereka makanan dan minuman yang terbuat dari gula.

Untunglah, seiring dengan perkembangan teknologi dan perdagangan, harga gula kemudian menjadi lebih terjangkau dan dapat dinikmati oleh masyarakat luas.Bahkan sekarang saking berlimpahnya, gula diasosiakan pula sebagai sumber berbagai penyakit.

Asosiasi Gula Dengan Rasa Manis.

Gula terasosiasi dengan rasa manis karena molekul gula yang umumnya dikonsumsi oleh manusia, seperti sukrosa, fruktosa, dan glukosa, memiliki struktur kimia yang menghasilkan sensasi rasa manis pada lidah kita.

Saat gula dicerna di dalam tubuh, enzim-enzim memecah molekul gula menjadi komponen yang lebih sederhana seperti glukosa dan fruktosa, yang kemudian diserap oleh tubuh sebagai sumber energi.

Selama proses ini, reseptor rasa manis di lidah mengirimkan sinyal ke otak, yang menghasilkan sensasi rasa manis yang kita kenal dan sukai. Itu lah mengapa, gula dan rasa manis terkait erat dan digunakan secara bergantian dalam percakapan sehari-hari.

Proses Pengolahan Bahan Baku Gula Merah

– Produk Gula Aren Organik

– Kokuto: Mengenal Gula Merah Jepang

Mengapa Kita Menyukai Rasa Manis?

Kita menyukai rasa manis karena secara evolusi, manusia telah diprogram untuk mencari makanan yang mengandung gula sebagai sumber energi. Gula alami yang ditemukan dalam buah-buahan dan madu menjadi tanda untuk makanan yang mengandung nutrisi penting.

Ditambah lagi, rasa manis merangsang pelepasan dopamin di otak yang terkait dengan perasaan bahagia dan kepuasan, sehingga memicu respons positif pada manusia.

Jadi memang begitu lah, kesukaan terhadap rasa manis sudah terpeta dalam peta DNA kita. Menemani evolusi kita. Gula juga berkemampuan  mengubah rasa dan sifat makanan dan minuman, dari kurang enak jadi lebih enak.

Begitu pun berdasarkan penelitian, detektor rasa manis lebih banyak dibandingkan dengan detektor rasa pahit.

Sudah Siap Membuat Gula Merah?

Itulah beberapa proses yang bisa KAN Jabung berikan kepada Anda. Proses tradisional memberikan pengalaman dan cita rasa yang lebih menakjubkan. Langkah-langkah di atas tidak memerlukan alat modern, Anda bisa mencari alatnya dengan mudah. Bagaimana, apakah Anda sudah siap untuk mengembangkan produksi gula merah?

Regular price €2,29 EUR

Regular price Sale price €2,29 EUR

Gula Kelapa is a natural sugar that is obtained from the juice of coconut flowers. It is a traditional sweetener that is very popular in many countries in Southeast Asia, including Indonesia. The sugar is obtained from the juice of the coconut palm, which is usually obtained by a cut into the trunk.

Gula Kelapa has a low glycemic index, which means that it slowly lifts the blood sugar level in the body and slowly drops. Compared to white sugar, Gula Kelapa also has a higher nutritional value because it contains vitamins, minerals and antioxidants.

If you are looking for a more natural and healthier alternative to conventional sugar, Gula Kelapa is a great option. It can be used in many different dishes, including tea, coffee, desserts or as an ingredient in hearty dishes such as curry. It has a light caramel -like taste that gives your food or drink a delicious note. Try it out and enjoy the unique taste of Gula Kelapa!

Ablaufdatum: 20/02/2026

Regular price €2,29 EUR

Regular price Sale price €2,29 EUR

Gula Kelapa is a natural sugar that is obtained from the juice of coconut flowers. It is a traditional sweetener that is very popular in many countries in Southeast Asia, including Indonesia. The sugar is obtained from the juice of the coconut palm, which is usually obtained by a cut into the trunk.

Gula Kelapa has a low glycemic index, which means that it slowly lifts the blood sugar level in the body and slowly drops. Compared to white sugar, Gula Kelapa also has a higher nutritional value because it contains vitamins, minerals and antioxidants.

If you are looking for a more natural and healthier alternative to conventional sugar, Gula Kelapa is a great option. It can be used in many different dishes, including tea, coffee, desserts or as an ingredient in hearty dishes such as curry. It has a light caramel -like taste that gives your food or drink a delicious note. Try it out and enjoy the unique taste of Gula Kelapa!

Ablaufdatum: 20/02/2026

Regular price €2,29 EUR

Regular price Sale price €2,29 EUR

Gula Kelapa is a natural sugar that is obtained from the juice of coconut flowers. It is a traditional sweetener that is very popular in many countries in Southeast Asia, including Indonesia. The sugar is obtained from the juice of the coconut palm, which is usually obtained by a cut into the trunk.

Gula Kelapa has a low glycemic index, which means that it slowly lifts the blood sugar level in the body and slowly drops. Compared to white sugar, Gula Kelapa also has a higher nutritional value because it contains vitamins, minerals and antioxidants.

If you are looking for a more natural and healthier alternative to conventional sugar, Gula Kelapa is a great option. It can be used in many different dishes, including tea, coffee, desserts or as an ingredient in hearty dishes such as curry. It has a light caramel -like taste that gives your food or drink a delicious note. Try it out and enjoy the unique taste of Gula Kelapa!

TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, terdapat banyak jenis gula yang dimasak sehari-hari, salah satunya adalah gula aren. Mengutip jurnal Pengolahan Nira Aren Menjadi Gula Kristal dari balitka.litbang.pertanian.go.id, sejak beberapa tahun terakhir, Indonesia hanya mampu memproduksi sekitar 50 persen dari kebutuhan konsumsi gula nasional. Sehingga diperlukannya fokus lebih untuk pengolahan gula aren untuk memenuhi kebutuhan gula nasional.

Gula aren merupakan gula yang terbuat dari bahan baku air nira yang diperoleh dari pohon enau. Hasil olahan nira yang diolah menjadi gua aren ini biasanya dapat diolah menjadi bahan baku pembuatan kecap manis, wedang jahe, bubur kacang hijau, dan lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Proses pengambilan nira diawali dengan pengetokan tangkai bunga dari pangkal pohon ke arah tandan bunga. Proses ini dilakukan selama satu bulan atau sampai bunga berguguran.

Diawali dengan rentang waktu pada pekan pertama yakni dua kali dalam seminggu. Setelah itu, dilanjutkan satu kali dalam sepekan hingga tandan bunga berguguran. Tahap ini dilanjutkan untuk melemaskan pori pori atau jalur air nira yang akan keluar.

Setelah itu dilakukan penyadapan, yaitu proses pengambilan air nira dari pohonnya. Pohon enau yang siap disadap ditandai dengan aroma harum yang dikeluarkannya. Wangi itu berasal dari tanda bunga jantan yang berdampingan tumbuh dengan tanda bunga betina.

Ilustrasi jamu wedang jahe. TEMPO/Subekti.

Air nira yang telah terkumpul disaring terlebih dahulu agar lebih bersih. Lalu dibawa ke tempat masak. Air nira yang telah disaring akan direbus di atas wajan dengan api sedang. Cairan gula ini harus sering diaduk selama direbus.

Lama pemasakan sekitar 4-5 jam, tergantung bentuk tungku dan besarnya api. Nira aren yang sedang dimasak diaduk sesekali agar tidak gosong dan mencegah hasil gula terasa pahit. Ketika mendidih, nira yang sedang dipanaskan ini akan mengeluarkan buih. Untuk mencegah meluapnya buih nira saat dimasak, taburkan dua butir daging buah kemiri yang telah dihaluskan pada setiap wajan. Cara lainnya adalah dapat menggunakan dua sendok minyak kelapa.

Setelah direbus beberapa lama, cairan gula akan berubah warna secara perlahan menjadi warna cokelat. Cairan gula yang sudah berubah warna kecokelatan akan mengeluarkan letupan-letupan kecil seperti magma.

Gula aren yang sudah membeku di cetakan dibiarkan satu malam hingga dingin, baru bisa dibungkus. Jika gula aren dibungkus dalam keadaan panas, gula akan menjadi lembab dan mudah berjamur.

Cara tradisional membungkus gula aren biasanya menggunakan daun pisang, upih pinang, daun jati, dan perangkat alami lainnya. Tapi, perajin yang lebih modern akan membungkus gula aren menggunakan plastik bertuliskan dengan merk dagangnya. Setelah itu gula aren akan didinginkan sebelum kemudian dibungkus dan dikonsumsi.MUHAMMAD SYAIFULLOH Baca juga: Tak hanya Gizi dan Tekstur, Ini Perbedaan Gula Aren dan Gula Merah

Gula Merah / Gula Melaka / Gula Nira Aren / Gula Nira Aren . Gula Merah / Gula Melaka / Gula Nira Aren / Gula Nira Aren. Gula merah merupakan salah satu bahan yang penting bagi masakan maupun minuman khas Indonesia karena memiliki aroma dan rasa manis yang berbeda dengan gula lainnya. Berbagai jenis gula merah tersedia di pasaran. Warna merah pada gula diperoleh secara alami tanpa tambahan bahan pewarna. Selain itu, gula merah ini juga terjamin keamanannya karena tidak melibatkan bahan pengawet dalam proses pembuatan.

Proses Pembuatan Gula Merah

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk memproduksi gula merah. Proses pembuatan harus berlangsung secara terjadwal dan menyeluruh. Jadi, tidak boleh dipercepat maupun dilewati. Tujuannya agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi. Berikut ini proses pembuatan gula merah:

Gula Merah dan Bahan Bakunya

Sekalipun gula merah banyak juga terbuat dari tebu, secara umum, istilah gula merah diasosiasikan dengan bahan dasar pembuataannya yaitu nira. Cairan bening dengan rasa manis ini berasal dari bunga pohon dari keluarga palma.

Dari kelompok palmae, mereka adalah pohon kelapa (cocos nucifera), Aren (arenga Pinnata), Nipah ( Nypa frutican) , dan Siwalan (Borarssus. flabellifer).

Secara umum cara pengambilan cairan sebagai bahan baku gula merah seperti di bawah. Proses yang diterangkan di sini mengikuti standar penyadapan gula merah aren (arenga pinnata) .

Pemupukan dan Perawatan Pohon Aren

Agar pohon aren tumbuh secara alami, Anda bisa memanfaatkan pupuk kandang. Biasanya pemupukan dapat dilakukan dalam dua minggu atau sebulan sekali. Proses ini tergantung kondisi tanah yang menjadi tempat berkembangnya pohon aren.

Bagian bawah pohon aren perlu dibersihkan dari gulma dan tanaman yang dapat memberikan kerusakan, Tujuannya untuk menjaga proses penyerapan nutrisi berjalan maksimal. Sehingga pohon aren tumbuh produktif tanpa adanya penyakit tidak normal.

Jika pohon aren sudah bertumbuh cukup besar, biasanya akan mengeluarkan bunga. Dengan demikian, pohon aren siap melewati proses penyadapan. Sebenarnya gula merah dapat terbuat dari nira pohon palma, contohnya seperti kelapa dan siwalan. Sebab karakteristiknya mampu diolah sebagai gula merah.

Nantinya, Anda perlu mengikat pangkal bunga pohon aren menggunakan tali. Proses ini bertujuan untuk menghambat pemekaran, pembengkakan, dan penumpukan sari pati makanan. Diamkan selama beberapa saat, lalu lanjut mengirisnya secara bertahap agar cairan gulanya keluar.

Cairan gula tersebut disebut sebagai nira yang menjadi bahan utama membuat gula merah. Pastikan untuk  menampung nira dalam wadah khusus bambu dan jangan lupa mengikatnya. Lakukan proses permanen untuk menghasilkan nira berkualitas dengan dua kali sehari, yakni pagi dan sore.

Proses pembuatan gula merah selanjutnya adalah dengan memasak cairan nira. Sebetulnya, memang jarak proses panen dan masak cukup singkat. Tujuannya agar nira terhindar dari proses fermentasi bakteri.

Sebab jika terlalu lama, nira dapat berubah rasa menjadi asam. Alhasil, gula merah yang dibuat juga akan asam. Oleh sebab itu, sebaiknya langsung memasak cairan nira sebelum fermentasi terjadi.

Sebelum dimasak, pastikan untuk menyaring nira terlebih dahulu. Sehingga kotoran di dalamnya dapat menghilang. Setelah itu, tempatkan nira dalam wajan besar dengan tungku api panas di bawahnya.

Agar tidak gosong, nira harus diaduk secara berkala. Selain itu, atur juga api supaya tetap stabil. Proses pemasakan membutuhkan empat sampai lima jam untuk mengubah warnanya menjadi coklat dan kental.

Pada proses pemasakan, waktu yang dibutuhkan cukup lama. Selain itu, teliti dalam mengawasinya adalah kunci utama. Sebab untuk menghindari olahan gula menjadi menghitam. Sehingga mampu memberikan hasil yang berkualitas dan kompetitif saat dijual.

Ketika akan mencetak gula merah, siapkan cetakan batok kelapa terlebih dahulu. Tidak harus batok kelapa, Anda juga bisa menggunakan bambu melingkar dann aluminium. Bentuk cetakan tidak menjadi masalah, sebab berat gula merah yang terpenting.

Jika nira sudah mengental dan matang, langsung masukkan ke dalam cetakan. Lalu pindahkan cetakan ke rak khusus pendinginan. Setelah itu, keluarkan cetakan uyang sudah dingin dan bungkus menggunakan wadah khusus.

Selama proses pembuatan gula merah, Anda bisa menggunakan teknik dan peralatan sederhana. Agar hasil memuaskan memang tidak memakai proses instan, sehingga cita rasa aslinya masih terjaga.

Anda mungkin ingin melihat